Arctic Monkeys
Arctic Monkeys | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lain | Death Ramps |
Asal | Sheffield, Inggris |
Genre | |
Tahun aktif | 2002–sekarang |
Label | Domino EMI (in Brazil) Warner (US distributor) |
Situs web | arcticmonkeys |
Anggota | Alex Turner Jamie Cook Nick O'Malley Matt Helders |
Mantan anggota | Andy Nicholson |
Arctic Monkeys digembar-gemborkan sebagai salah satu band pertama yang mendapat perhatian publik melalui Internet (melalui situs berbasis fan bukan dari band), dengan banyak pengamat musik menganggap mereka mewakili kemungkinan perubahan dalam cara di mana band-band baru dipromosikan dan dipasarkan.[7] Debut album mereka, Whatever People Say I Am, That's What I'm Not (2006), menjadi debut album dengan penjualan tercepat dalam sejarah inggris, dan dinyatakan sebagai salah satu debut album terbaik. Itu memenangkan penghargaan album terbaik pada acara Brit Awards 2007. Band ini kemudian merilis album kedua Favourite Worst Nightmare (2007), yang juga mendapat pujian dari kritikus dan kembali berhasil memenangkan penghargaan album terbaik pada Brit Awards 2008. Mereka kemudian merilis album Humbug (2009), and Suck It and See (2011).
Arctic Monkeys meraih kesuksesan internasional dengan album kelima AM (2013), yang didukung oleh internasional hit Do I Wanna Know?. Itu menjadi album tertinggi mereka yang masuk chart di Billboard 200 Amerika dan mendapat sertifikasi Platinum. Di Brit Awards 2014, untuk ketiga kalinya mereka berhasil memenangkan penghargaan album terbaik. Album keenam mereka, Tranquility Base Hotel & Casino (2018), sangat berbeda dari album mereka sebelumnya, yang Dominan Dengan piano, Dan Bukan Gitar Seperti Album Mereka Sebelumnya.
Arctic Monkeys telah menjual lebih dari 23 juta album di seluruh dunia. Di Inggris, mereka menjadi band independent label pertama yang berhasil meraih peringkat satu dengan lima album pertamanya. Mereka telah memenangkan 7 penghargaan Brit Awards (menjadi band pertama yang memenangkan penghargaan album terbaik dan band terbaik secara bersamaan sebanyak tiga kali), satu Mercury Prize, satu Ivor Novello Award, dan dua puluh NME Awards. sebagai tambahan, mereka masuk nominasi Penghargaan Grammy sebanyak lima kali.
Sejarah
Awal tahun dan kontrak rekaman (2003–05)
Berawal dari Alex Turner yang diberi gitar oleh orang tua nya sebagai hadiah natal. Mulailah Alex belajar memainkan gitar, waktu itu dia belajar chord lagu-lagu Oasis yang memang terkenal saat itu. Bosan main gitar sendirian, dia mengajak teman SMA nya Andy Nicholson dan Matt Helders serta Jamie Cook tetangganya untuk membuat band. Saat pertama kali bermain bersama di studio, rupanya Andy sudah membawa guitar bass, Jamie sudah main gitar bersama Alex sebelumnya, jadi Matt harus main drum. Sebelum Alex yang menjadi vocalis di band, mereka punya vocalis utama namanya Glyn Jones, tetapi hanya bertahan sesaat, Glyn harus keluar dari band karena ingin melanjutkan kuliah.
Band mulai berlatih di Yellow Arch Studios, Neepsend[8][9] dan untuk pertama kali tampil di The Grapes di pusat kota Sheffield. Setelah beberapa pertunjukan pada tahun 2003, band mulai merekam demo di 2fly studios,[10] Sheffield. Ada 17 lagu yang didemokan di semua dan kumpulan, yang sekarang dikenal sebagai Beneath the Boardwalk EP. Nama Beneath the Boardwalk diambil dari nama Boardwalk, tempat mereka merekamnya. Band mulai tumbuh dalam popularitas di seluruh Utara Inggris, menerima perhatian dari BBC Radio dan pers tabloid Inggris. Seorang fotografer amatir lokal, Mark Bull, memfilmkan pertunjukan band dan membuat video musik "Fake Tales of San Francisco".
Pada Mei 2005, Arctic Monkeys merilis single pertama mereka Five Minutes with Arctic Monkeys yang berisi hanya 2 lagu, yakni "Fake Tales of San Francisco" dan "From the Ritz to the Rubble" yang dirilis terbatas dengan 500 CD saja. Ketika bermain di Festival Reading dan Leeds, nama mereka semakin dikenal oleh banyak orang.
Akhirnya, mereka menandatangani untuk Domino pada bulan Juni 2005. Single pertama mereka dengan Domino "I Bet You Look Good on the Dancefloor" dirilis pada 17 Oktober 2005 dan langsung memuncaki nomor 1 di UK Singles Chart, mengalahkan Sugababes dan Robbie Williams. Dua minggu sebelum ini, mereka membuat penampilan pertama mereka di sampul NME. Mereka membuat single kedua "When the Sun Goes Down" (sebelumnya berjudul "Scummy Man") yang dirilis pada 16 Januari 2006, juga langsung memuncaki nomor 1 di UK Singles Chart, dan berhasil terjual 38,922 copy dan mengambil alih posisi itu dari Shayne Ward. Band sukses dengan keuntungan kecil saat itu.
Whatever People Say I Am, That's What I'm Not (2006)
Band selesai merekam album debut mereka Whatever People Say I Am, That's What I'm Not di Chapels Studios di Lincolnshire pada bulan September 2005 dengan Jim Abbiss sebagai produsernya. Whatever People Say I Am, That's What I'm Not menjadi album pertama penjualan tercepat dalam sejarah Inggris dengan penjualan 363,735 copy pada minggu pertama. memecahkan rekor sebelumnya dengan 306,631 copy dipegang oleh Popstars oleh Hear'Say, dan terjual lebih dari 118 ribu kopi pada hari pertama. Cover album yang di modeli Chris McClure, seorang teman mereka yang sedang memegang rokok. Citra pada CD itu sendiri adalah sebuah tembakan dari asbak penuh Rokok.[11] Band manajer produk menyangkal tuduhan, dan menyarankan sebaliknya. "Anda dapat melihat gambar dari merokok tidak dia lakukan di dunia yang baik."Aku suk oasis dan aku benci Arctic Monkeys" Begitu ujar Alex Turner.
Album itu dijual di amerika sebulan kemudian pada 21 February 2006 and masuk No. 24 di Billboard album chart setelah menjual 34,000 units di minggu pertama, menjadikan album tersebut sebagai album indie dengan penjualan tercepat kedua di Amerika, dan berhasil mendapatkan sertifikat Gold oleh RIAA pada 2017 untuk penjualan lebih dari 500,000 units di Amerika. Tidak membuang waktu dalam rekaman materi baru, dan merilis lima-lagu EP pada 24 April 2006, Who the Fuck Are Arctic Monkeys?, hanya tiga bulan setelah album debut memecahkan rekor mereka telah dikritik oleh beberapa kalangan, para kritikus menilai band ini akan sukses di masa depan.
Setelah merilis EP di Inggris, band mengumumkan bahwa Andy Nicholson akan tidak ambil bagian dalam tur band di Amerika Utara akan datang karena cedera pergelangan tangan dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari band, dan akan membuat proyeknya sendiri. Dalam sebuah pernyataan pada website resmi mereka, band mengatakan: "Kami sangat sedih untuk memberitahu semua orang bahwa Andy tidak lagi dengan band". Juga menegaskan bahwa Nick O'Malley, mantan bassis The Dodgems disusun pada sebagai bassis sementara untuk tur Amerika Utara. Tak lama setelah itu, Nick O'Malley dikukuhkan sebagai pengganti resmi Andy Nicholson.
Arctic Monkeys merilis single pertama tanpa Andy yakni "Leave Before the Lights Come On" yang dirilis pada tanggal 14 Agustus 2006. Memuncak pada nomor 4 di UK Singles Chart, dan menjadi single pertama band ini yang tidak menyentuh chart no.1 Band ini di tampilkan di Leeds Festival ketika Nicholson bertemu dengan teman-teman mantan band nya dan bassist penggantian nya, O'Malley. Hanya asli anggota band, Nicholson, hadir pada upacara penghargaan Whatever People Say I Am, That's What I'm Not dan memenangkannya di Mercury Prize 2006 dua minggu kemudian.[12]
Favourite Worst Nightmare (2007)
Album kedua band, Favourite Worst Nightmare dirilis pada 23 April 2007, seminggu setelah merilis single "Brianstorm". Seperti pendahulunya, album ini langsung memuncaki no.1 di UK Albums Chart. Turner menggambarkan lagu di album "sangat berbeda dari sebelumnya", menambahkan sedikit suara seperti lagu "From the Ritz to the Rubble" dan "The View from the Afternoon".[13] Sebuah pertunjukan rahasia dimainkan di Sheffield Leadmill pada 10 Februari 2007, debut tujuh lagu baru (enam dari Favourite Worst Nightmare dan satu lainnya[14]). Review awal saat album ini dirilis sangat positif, dan menggambarkannya sebagai "sangat, sangat cepat dan sangat, sangat keras".[15]
Sementara itu, band terus mengambil penghargaan dari seluruh dunia, yaitu "Best New Artist" di Amerika Serikat di PLUG independen Music Awards, penghargaan "Album of the Year" di Jepang, Irlandia dan Amerika Serikat, penghargaan untuk "Best Album" dan "DVD musik Terbaik" di NME Awards 2007. Mereka mengakhiri tahun dengan memenangkan penghargaan "Best British Band" dan "Best British Album" pada BRIT Awards 2008. Untuk tahun kedua berturut-turut, band dinominasikan untuk Mercury Prize, meskipun mereka gagal untuk memenangkan perhargaan tersebut seperti tahun 2006.
Pada 29 April 2007, Favourite Worst Nightmare masuk pada pada no.1 di UK Albums Chart dengan penjualan 227,993 copies dalam minggu pertama. Semua 12 lagu dari album ini masuk ke "200 UK Single Charts" Pada 27 April 2007, mereka memiliki total 18 track di atas 200. Dua lagu pertama mereka Brianstorm and Fluorescent Adolescent sangat populer di inggris dengan menduduki peringkat no.2 dan no.5 di chart. Singel ketiga dari Favourite Worst Nightmare, "Teddy Picker" dirilis pada 3 Desember 2007 dan masuk "UK Single Charts" di urutan no.20 menjadi single pertama mereka yang tidak masuk dalam Top 5 tangga lagu inggris pada saat itu. Sampai dengan September 2013, album ini telah terjual 821,128 copies di inggris dan telah mendapatkan 3x platinum sampai tahun 2018. Di Amerika, album ini debut no.7 dengan penjualan 44.000 copies pada minggu pertama.
Arctic Monkeys menjadi penampil utama di Festival Glastonbury pada 22 Juni 2007, yang disiarkan pada BBC2. Saat konser ini mereka mengajak Dizzie Rascal dan mengkover lagu soundtrack James Bond milik Shirley Bassey "Diamonds Are Forever".[16] Band juga bermain sebuah pertunjukan besar di Dublin Malahide Castle pada 16 Juni 2007. Pada 28–29 July 2007 band ini memainkan konser terbesar dengan menggelar konser dua hari di Old Trafford Cricket Ground yang berkapasitas 55,000 penonton di Manchester. Konser itu disupport oleh Supergrass, The Coral, Amy Winehouse and Japanese Beatles tribute act The Parrots. Konser itu dinyatakan sebagai "konser dari generasi" oleh NME dan bahkan dibandikan dengan konser pemecah rekor oleh band Oasis di Knebworth House pada 1996. Mereka juga tampil di Festival musik Austin City Limit pada bulan September 2007 serta tampil di Festival lainnya di Eropa termasuk Rock Werchter pada tahun 2007. Band memainkan dua pertunjukkan di Cardiff International Arena pada 19 dan 20 Juni 2007 yang didukung oleh teman-teman lokal dari band, Mereka juga bermain dua pertunjukan London di Alexandra Palace pada tanggal 8 dan 9 Desember 2007. Pada 1 September 2007 band bersikeras mengambil hari berlibur ke Ibiza untuk bersenang-senang. Mereka tampil di depan 700 orang di bar di tepi pantai. Band memainkan pertunjukan terakhir mereka Tour pada 17 Desember 2007 di Manchester Apollo, yang difilmkan untuk DVD live At the Apollo yang dirilis di bioskop-bioskop tahun berikutnya.
Humbug (2008–10)
Setelah beristirahat singkat selama berkeliling dan direkam dengan proyek lainnya The Last Shadow Puppets bersama Miles Kane, band ini mencatat total 24 lagu, 2 dalam sesi rekaman di Rancho De La Luna dengan Josh Homme, di awal musim gugur, 2008. dan 12 di New York sesi rekaman dengan James Ford di musim semi, 2009, mengikuti tur Januari mereka dari Selandia Baru dan Australia. Selama tur ini, menyanyikan "Crying Lightning, "Pretty Visitors", "Dangerous Animal", dan "Potion Approaching" (yang di kenal dengan lagu Go-Kart) dengan debut langsung di tur mereka. Dalam sebuah artikel Tinjauan pada ClashMusic.com, penulis Simon Harper mengklaim bahwa band ini memiliki "Melawan harapan dari yang dunia harapkan".
Pada situs yang sama, Alex Turner mengungkapkan bahwa band telah mendengarkan Nick Cave, Jimi Hendrix dan Cream saat menulis album baru. Humbug ini dirilis pada 19 Agustus 2009, dan seperti kedua pendahulunya, album langsung pergi ke no.1 UK Albums Chart. Single pertama mereka "Crying Lightning" di rilis pada 6 Juli 2009 melalui iTunes. Pada 12 Juli 2009, single "Crying Lightning" berada di posisi no.12 di UK Singles Chart, dan no.1 di UK Indie Chart. Sementara Single mereka yang kedua "Cornerstone" dirilis pada 16 November 2009 yang banyak menuai kritik, Arctic Monkeys pun makin meredup, namun pencapaiannya membuat lagu ini diam di no.94 UK Singles Chart.
Pada bulan Februari 2010, mereka merilis single ke-3 mereka, yakni "My Propeller" (seharusnya single "Pretty Visitors" yang di rilis).
Arctic Monkeys memulai "Humbug Tour" mereka pada Januari 2009 termasuk tampil di Festival Reading dan Leeds. Mereka tampil di Serbia, Amerika Utara, Kanada, dan masih banyak lagi. Mereka menghentikan turnya di Mexico pada 22 April 2010.
Suck It and See (2011–12)
Majalah Inggris NME melaporkan pada bulan Januari 2011 bahwa band ini akan bekerja sama dengan produser James Ford sekali lagi, dan akan merilis album studio keempat di akhir musim semi.[17] Q magazine melaporkan bahwa album mereka ke-4 "Lebih mudah dihafal" dibandingkan Humbug.[18] Album ini direkam di Sound City Studios, Los Angeles, pada tahun 2010 dan 2011.[19]
Pada 4 Maret 2011, mereka menyebut salah satu lagu di situs mereka "Brick by Brick" dengan vokal oleh Matt Helders. Helders menjelaskan bahwa ini bukanlah single, hanya membuat orang penasaran tentang album baru mereka. Pada 10 Maret 2011 band mengungkapkan album ini diberi nama Suck It and See dan dirilis pada 6 Juni 2011.
Album keempat mereka merilis single pertama "Don't Sit Down 'Cause I've Moved Your Chair" dirilis pada 11 April, dan Brick by Brick sebagai B-Side. Pada 17 April, single ini masuk no. 29 UK Singles Chart. Band memperbolehkan penggemar mereka untuk mendengarkan seluruh album di situs web mereka, sebelum memutuskan tentang membelinya atau tidak. Suck It and See dirilis pada 6 Juni 2011 dan langsung masuk no.1 UK Albums Chart, dan membuat Arctic Monkeys menjadi band yang kedua dalam sejarah untuk debut empat album berturut-turut di UK Albums Chart.
Single Ke-2 mereka "The Hellcat Spangled Shalalala" di rilis pada 14 Agustus. single mereka seharusnya di rilis lebih cepat, tetapi karena album mereka paling banyak di curi pada saat kerusuhan London 2011, produsernya pun mengundurkannya. Lagu ini hanya berhasil memetakan di 200 top di Inggris, namun mencapai lebih tinggi di Belgia di No. 25
Pada Oktober 2011, mereka merilis single ke-3 mereka yakni "Suck It and See" dengan menampilkan Matt Helders dan Brena McDow dalam video tersebut. Pada bulan Juli 2011, mereka merilis EP saat konser iTunes Festival 2011 di London.
Arctic Monkeys memulai Suck It and See Tour pada Mei 2011 mengikuti Festival Benicassim 2011 bersama The Strokes, Arcade Fire, dan Primal Screams. Mereka juga mengikuti Oxegen 2011,[20] Super Bock Super Rock 2011, V Festival 2011,[21] Rock Werchter,[22] dan T in The Park. Mereka mengkonfirmasi pada 7 Februari bahwa mereka bermain di "Don Valley Bow" bersama Miles Kane, Anna Calvi, Dead Sons dan Mabel Love. Mereka bermain di Lollapalooza pada 5–7 Agustus 2011.[23] Pada tanggal 21 Agustus, mereka juga bermain Lowlands, Belanda. Pada Jumat, 27 Juli 2012 Arctic Monkeys tampil selama upacara pembukaan Olimpiade 2012 di Stadion Olimpiade, London.
Pada 27 Oktober, mereka merilis video baru "Evil Twin" di YouTube, b-side untuk single baru mereka "Suck It and See". Mereka membawakan lagu di The Graham Norton Show pada 28 Oktober.
"Black Treacle" dirilis pada 23 Januari 2012. Video untuk single ini dirilis di YouTube pada tanggal 5 Januari 2012. Video ini melanjutkan tema dari single sebelumnya, "Suck It and See" dan "Evil Twin".
AM dan vakum (2013–2016)
Pada 26 Februari 2012, mereka merilis single "R U Mine?" di Youtube.[24] Dan merilis lagu "Electricity" sebagai B-sidenya.
Pada tanggal 27 Juli 2012, Arctic Monkeys bermain di Upacara Pembukaan Olimpiade Musim Panas 2012, menampilkan "I Bet You Look Good on the Dancefloor" dan sebuah cover dari lagu The Beatles "Come Together". Setelah upacara pembukaan, versi mereka "Come Together" memasuki UK Singles Chart. Ini kemudian memuncak di nomor 21, menjadi charting single tertinggi sejak tahun 2009 "Crying Lightning".[25]
Pada AM Tour perdana di selenggarakan di Ventura, California 22 Mei 2013. Mereka menyanyikan lagu debut, yakni "Do I Wanna Know?". Mereka juga melakukan hal yang sama ketika konser di Houston, Texas pada 1 Juni 2013. Namun, ketika mereka menyayambangi Festival Hultsfred di Swedia, mereka menyanyikan lagu "Mad Sounds" pada tanggal 14 Juni. 4 hari kemudian mereka merilis video klip "Do I Wanna Know?" lewat Facebook mereka. Versi studio dari lagu, bersama dengan video yang menyertainya, juga tersedia untuk pembelian melalui iTunes, dan memasuki UK Singles Chart di nomor 11. Pada 23 Juni 2013 Arctic Monkeys tampil Festival Southside di Jerman.
Pada 29 Juni, mereka mengumumkan nama album mereka adalah AM yang dirilis 9 September 2013. Mereka berkolaborasi dengan Josh Homme dari Queens of the Stone Age, Pete Thomas, dan Bill Ryder-Jones.[26] Mereka juga tampil di Festival Glastonbury pada 28 Juni sebagai penampil utama dan membawakan 3 lagu baru "Do I Wanna Know?", "Mad Sounds" dan "R U Mine". Pada tanggal 20 Juli, band ini tampil di Festival Benicassim 2013.[27]
Pada 11 Agustus, mereka merilis lagu "Why'd You Only Call Me When You're High?" dengan B-side "Stop The World I Wanna Get Off With You". Lagu ini masuk ke UK Singles Chart Top 10 di urutan no.8 dan menjadi single tertinggi mereka di chart sejak "Fluorescent Adolescent" pada 2007.[28]
AM dirilis pada tanggal 9 September 2013 dan terjual sebanyak 157.000 kopi dalam minggu pertamanya dimana berhasil meraih peringkat 1 di inggris.[29] Mereka juga membuat rekor dalam sejarah permusikan Indie, yakni menjadi band indie pertama yang berhasil menempati No.1 UK Albums Chart dengan 5 album pertama mereka secara berturut-turut.[30] Mereka lalu masuk nominasikan Mercury Prize 2013 untuk yang ke 3 kalinya.[31] Kemudian mereka memenangkan penghargaan Best British Group dan Best British Album di BRIT Awards 2014.[32] Hingga 2020, Album ini telah menerima sertifikat 4x platinum atas penjualan 1,200,000 unit di inggris. Di Amerika, album tersebut terjual 42,000 unit pada minggu pertama, dan debut pada no. 6 di Billboard 200, menjadi album mereka dengan chart tertinggi disana. Pada agustus 2017, AM mendapatkan sertifikat platinum oleh RIAA atas penjualan 1 juta unit di amerika.
Alex Turner menjalaskan AM sebagai album yang paling asli, penggabungan hip-hop ketukan drum dengan 70-an heavy rock. Frontman telah mengatakan bahwa lagu "Arabella" mengungkapkan dua gaya album yang paling efektif dalam satu satu lagu. Pada AM, Turner terus bereksperimen dengan lirik yang tidak biasa, dan album memasuki kata-kata dari puisi "I Wanna Be Yours" dari John Cooper Clarke.[33] Turner telah menyatakan bahwa penampilan Homme pada lagu "Knee Socks" menandai momen favoritnya dari seluruh album.[34]
Pada 23 dan 24 mei 2014, Arctic Monkeys menggelar salah satu konser terbesar mereka, bermain di hadapan total 80,000 penonton selama dua hari pertunjukan di venue legendaris Finsbury Park dengan disupport oleh Tame Impala, Miles Kane, and Royal Blood. Arctic Monkeys kemudian tampil di Festival Reading dan Leeds dan Lollapalooza pada bulan Agustus 2014, dengan Turner menyatakan 'Aku akan bersenang-senang dengan kalian, Yorkshire' di acara Leeds. Band ini memiliki beberapa pertunjukkan di akhir tahun 2014, yang menutup 'AM' Tour. Pada bulan Desember 2014, "Do I Wanna Know?" dinominasikan pada Grammy Award untuk Best Rock Performance.[35]
Pada tanggal 24 Agustus 2014, band ini mengumumkan vakum menyusul AM Tur mereka.[36] Turner dan Helders keduanya memiliki proyek lain selama ini. Pada 2016, Turner mengumumkan album kedua dengan The Last Shadow Puppets, Everything You've Come to Expect. Helders bermain sebagai pemain tur pada Iggy Pop album Post Pop Depression.
Pada tanggal 6 Juli 2016, keempat anggota band tampil bersama di depan publik untuk pertama kalinya sejak akhir AM Tur mereka. Itu untuk mempromosikan Sheffield Children Hospital.
Tranquility Base Hotel & Casino (2018)
Pada Desember 2016, Alex Turner mengkonfirmasi kepada BBC Radio Sheffield bahwa Arctic Monkeys telah selesai vakum dan pekerjaan telah dimulai pada album studio keenam mereka.[37] Pada Mei 2017, muncul foto-foto band yang sedang mengerjakan musik baru di Los Angeles.[38] O'Malley mengonfirmasi bahwa album tersebut telah mulai direkam pada bulan September 2017 dengan rilis pada tahun 2018.[39]
Pada tanggal 5 April 2018, band ini mengumumkan nama album yang akan datang, Tranquility Base Hotel & Casino[40] yang dirilis pada 11 Mei 2018. Band ini mengambil arah yang sangat baru dengan Tranquility Base, membawa lebih banyak piano dan menurunkan nada pada gitar.
Pada musim panas 2018, Arctic Monkeys tampil dibeberapa festival musik dunia dan menjadi penampil utamanya, seperti Firefly Music Festival, TRNSMT, Rock Werchter, Lollapalooza, Austin City Limits Music Festival, and tampil di Voodoo Experience bersama dengan Childish Gambino dan Mumford & Sons.[41]
Meskipun para pendengarnya mempolarisasi penyimpangan gaya, Tranquility Base Hotel & Casino dirilis dengan ulasan positif dan dinominasikan untuk Mercury Prize 2018 untuk album terbaik dan Grammy untuk Best Alternative Music Album. Album ini menjadi debut nomor satu keenam band di Inggris, dan rekor vinyl terlaris di negara itu dalam 25 tahun. Setelah perilisannya, album ini dipromosikan oleh singel "Four Out of Five" dan "Tranquility Base Hotel & Casino", beberapa penampilan di televisi serta menggelar Tranquility Base Hotel & Casino Tour yang mana mereka menampilkan pertunjukan terbesar dalam karir mereka di Foro sol stadium di Mexico City dengan total penonton sebanyak 64,467.
Majalah Reflektor mengatakan hal berikut tentang album tersebut dalam sebuah ulasan, "Setelah lima tahun diam, Arctic Monkeys membuat kembalinya yang ditunggu-tunggu dengan Tranquility Base Hotel & Casino yang mengejutkan dan menghipnosis. Mengelola dengan sempurna untuk menghindari parodi diri atau pengulangan gaya, album baru ini muncul sebagai penemuan kembali yang mengejutkan, perjalanan yang berkelok-kelok dan membingungkan diluar wilayah yang diketahui. Seperti halnya umat manusia yang pertama kali menginjakkan kaki di bulan di situs 'Tranquility base', Arctic Monkeys turun ke alam semesta yang tidak diketahui dimana mereka mengungkapkan sebuah baru, aspek yang tidak terduga dari diri mereka sendiri."[42].
Tranquility Base Hotel & Casino dinominasikan untuk Mercury Prize 2018, hadiah tahunan yang diberikan untuk album terbaik di Inggris atau Irlandia pada tahun tersebut. Ini menjadi nominasi keempat band untuk penghargaan: nominasi kedua terbanyak yang diterima oleh artis manapun.[43] Album ini dinominasikan untuk Album Musik Alternatif Terbaik di Grammy Awards ke-61, dengan singel "Four Out of Five" dinominasikan untuk Best Rock Performance.[44]
Album ini juga muncul di banyak daftar akhir tahun. Di Album of the Year, yang menciptakan kumpulan daftar akhir tahun kritikus musik, Tranquility Base Hotel & Casino terdaftar sebagai album terbaik keempat belas tahun ini,[45] dengan Q[46] dan Kitty Empire of The Observer[47] menamakannya album terbaik 2018. Publikasi termasuk NME,[48] The Independent[49] dan Mojo[50] juga mendaftarkan Tranquility Base Hotel & Casino sebagai album terbaik kedua tahun ini. Uproxx,[51] BBC Radio 6 Music[52] dan Entertainment Weekly[53] termasuk dalam daftar lima besar album akhir tahun mereka, dengan Vulture[54] dan The Guardian[55] termasuk dalam album sepuluh besar mereka. Publikasi yang mendaftarkan album dalam dua puluh teratas mereka termasuk Flood,[56] Paste[57] dan The Line of Best Fit.[58] Sejumlah publikasi memasukan Tranquility Base Hotel & Casino dalam lima puluh album teratas mereka tahun ini, termasuk Crack Magazine,[59] Esquire,[60] musicOMH,[61] Pitchfork,[62] Uncut[63] dan Louder Than War,[64] sementara Noisey[65] mendaftarkan album dalam seratus besar mereka.
The Car (2022)
Pada tanggal 8 Desember 2021, band ini diumumkan sebagai co-headliner Sabtu dari Reading and Leeds Festival 2022, bersama Bring Me the Horizon, Megan Thee Stallion, Rage Against the Machine dan Halsey. Pada tanggal 23 Agustus 2022 di festival Zurich Openair, mereka mendebutkan lagu baru "I Ain't Pretty Where I Think I Am". Hari berikutnya mereka mengumumkan album studio ketujuh mereka, The Car, yang akan dirilis pada 21 Oktober 2022. Pada tanggal 30 Agustus 2022, mereka merilis single pertama dari album baru, "There'd Better Be a Mirrorball", disertai dengan video yang disutradarai oleh Turner. "I Ain't Pretty Where I Think I Am" dirilis sebagai single pada 18 Oktober 2022. The Car memuncak di urutan No. 2 di UK Album Chart, hanya kalah oleh "Midnight" milik Taylor Swift.[1] Di AS, album ini berhasil menetap di posisi No. 6 di Billboard 200.
Gaya musik dan pengaruh
Band ini terkenal selalu berganti genre pada setiap albumnya,hal ini memang sudah biasa di musik Inggris. Alex Turner berkata bahwa album Whatever People Say I Am, That's What I'm Not dan Favourite Worst Nightmare adalah garage rock dan post-punk revival. Pada album pertama, Alex berkata "Album ini sedikit bergenre 'kebebasan' dalam hal musik". Contohnya "Dancing Shoes" yang bermakna "Ketika seorang manusia yang mendapatkan sesuatu yang nikmat dan bagus, tetapi enggan memberitahu ke orang lain".
Pada Favourite Worst Nightmare lagu "Fluorescent Adolescent" dan "Do Me A Favour" ingin Alex samakan temanya dalam lyric lagu tersebut. Lagu itu bermakna nostalgia, pertumbuhan remaja pada zaman tersebut, dan pertemanan serta permusuhan.
Pada album ketiga Humbug Josh Homme ingin suara yang bertemakan padang pasir, kebebasan, dan perjalanan. Bisa di contohkan pada lagu "Crying Lightning", "Pretty Visitors", dan "Dance Little Liar", dan memberi abstrak lebih tebal dalam sebuah musik.
Pada album keempat mereka Suck It And See band mengeksplorasi gaya, pencampuran mereka dengan jatuh tempo baru ditemukan. Turner mengatakan: "Saya pikir album baru adalah keseimbangan antara tiga album terakhir. Tapi ada sedikit sudut pandang aku pada lagu-lagu awal dan rasa humor, tetapi juga ada. Sedikit hal-hal 'Humbug' yang merupakan jenis di sudut". Kritik mencatat pengaruh dari band-band rock Inggris dari tahun 1960-an, serta The Smiths, dan lebih lambat, bertema cinta balada fitur lebih banyak pada album daripada cepat, lagu berbatu yang menggambarkan suara band.
Dalam sebuah wawancara 2012 dengan majalah NME, vokalis Alex Turner dikutip John Lennon sebagai pengaruh besar lirik. Berbicara tentang Lennon, Turner mengatakan; "Saya ingat ketika saya pertama kali mulai menulis lagu, dan menulis lirik, saya benar-benar ingin bisa menulis lagu "I Am the Walrus", dan saya merasa sangat sulit. Anda mendengarkan itu dan terdengar seperti itu semua omong kosong, tetapi sulit untuk menulis hal semacam itu dan membuatnya menarik. Lennon pasti memiliki bakat untuk itu".[68]
Menurut band, album kelima AM lebih dipengaruhi hip-hop. Seperti Alex Turner menyatakan dalam sebuah wawancara dengan NME, "itu seperti beat Dr. Dre, tetapi kami telah memberikan Ike Turner bowl-cut dan mengirimkannya berderap di gurun pada Stratocaster".[69] Ia juga mengutip Outkast, Aaliyah, dan Black Sabbath sebagai pengaruh untuk album.[70][71]
Album keenam mereka Tranquility Base Hotel & Casino mengambil arah yang berbeda, menggantikan suara gitar yang berat dari album sebelumnya untuk gaya komposisi berbasis piano yang lebih kompleks. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2018 dengan BBC Radio 1, Alex Turner menjelaskan bahwa ia menulis lagu untuk album itu dengan piano dan bukan gitar karena "gitar telah kehilangan kemampuannya untuk memberi saya ide. Setiap kali saya duduk dengan gitar, saya curiga "Dimana itu akan pergi. Aku punya ide yang cukup bagus tentang apa saya mungkin benar-benar bertentangan dengan apa yang kurasakan ketika aku duduk di piano."[72] Alex juga menyatakan bahwa ia menerima inspirasi dari tiga film Jean-Pierre Melville—Un Flic, Le Cercle Rouge, dan Le Samouraï, serta adaptasi film dari cerita pendek Edgar Allan Poe berjudul Spirits Of The Dead.[73]
Warisan
Menurut Vice Media, "setidaknya di Inggris, Arctic Monkeys telah mencapai titik di mana mereka terlalu besar, kekuatan yang terlalu dicintai untuk benar-benar gagal" dan mungkin merupakan band terbesar, paling penting secara budaya di Inggris. Vice lebih lanjut menyatakan bahwa mereka adalah "band yang teman-teman Anda yang selera musiknya dapat digambarkan sebagai "Match of the Day-wave" sangat ingin dilihat dalam penampilan live; band jaman ayah dan adik laki-laki memiliki kesamaan — karena sepanjang karier mereka, mereka tetap konsisten, sementara rekan-rekan mereka dalam hal musik dan usia gagal mempertahankan umur panjang yang sama." Penyair Inggris John Cooper Clarke memuji band ini sebagai "hal yang paling dekat" dengan The Beatles. Radio X juga menyebut Arctic Monkeys sebagai salah satu band terbaik sepanjang masa.
Menyusul keberhasilan album Whatever People Say I Am, That's What I'm Not, beberapa kritikus menyebut Arctic Monkeys telah merevolusi cara orang menemukan musik saat mereka membangun basis penggemar berdasarkan beberapa demo yang dibagikan oleh penggemar melalui internet. Para kritikus sangat memuji album tersebut karena penggambarannya tentang Budaya Inggris masa muda dan untuk kebangkitan musik indie Inggris yang telah memudar setelah tahun 1990-an, dengan NME menyatakan Arctic Monkeys "Band Paling Penting Generasi Kita".
Menurut NME, album AM (2013) band ini "menjadi soundtrack untuk malam yang tak terhitung jumlahnya, hook-up dan comedowns di setiap kota kecil dan kota besar di negara ini" sampai dengan akhir dekade 2010-an. Johnny Davis dari Esquire (majalah) menulis, "Sering kali, sebuah band muncul untuk menentukan waktu tidak hanya untuk satu generasi penggemar musik tetapi untuk seluruh era - The Clash, The Smiths, Oasis (grup musik), The Strokes. Di mana Arctic Monkeys mungkin unik adalah bahwa mereka sekarang telah mengelola peran itu dua kali [dengan Whatever People Say I Am, That's What I'm Not dan AM]" Salah satu pendiri label band Domino Recording Company, Laurence Bell, mengatakan, "Mereka adalah roti panggang dari taman bermain lagi, setiap anak 13 tahun mencintai mereka. Tapi begitu juga kakek yang sejaman dengan Led Zeppelin. Sangat jarang sebuah band keluar dari perangkap begitu besar [dengan Whatever People Say I Am, That's What I'm Not ] dan kemudian memiliki momen besar lainnya [dengan AM]. Itu mengingatkan saya pada The Who dan The Rolling Stones, di mana mereka melakukan beberapa singel pop sejak awal dan kemudian pindah ke fase kekaisaran."Musisi lain memuji band ini termasuk Vokalis Foo Fighters Dave Grohl, drummer Metallica Lars Ulrich, dan rapper RZA.
Band ini menjadi objek diskusi bagi ahli teori budaya Mark Fisher (pakar teori) sehubungan dengan konsep hantuologi dan apa yang dia gambarkan sebagai "masa depan yang hilang" dari modernitas. Dalam sebuah wawancara dengan Crack Magazine Fisher mengatakan: "sesuatu seperti Arctic Monkeys, tidak ada hubungannya dengan historisitas. Mereka jelas merupakan grup retro, tetapi kategori retro tidak masuk akal lagi karena itu retro dibandingkan dengan apa?" dan "Arctic Monkeys waktu budaya airbrush dan daya tarik yang tak berujung dan keabadian dari rock".
Band ini telah mempengaruhi beberapa artis seperti Black MIDI, Blossoms, Wallows, The 1975, Halsey, Yungblud, Lewis Capaldi, Louis Tomlinson, Mahalia Jackson, Arlo Parks, Sam Fender, Billie Eilish, Bring Me the Horizon, Måneskin, Hozier, Slowthai, JID, Earthgang, dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar